Wadai Khas Banjar Amparan Tatak, di Usulkan sebagai Kuliner Warisan Tradisional Khas Samarinda

Lensa Kalimantan
, 4/02/2025 05:42:00 PM WIB Last Updated 2025-04-02T10:51:25Z
---

 


Lensakalimantan.my.id,- Amparan tatak adalah salah satu kue khas Banjar yang terdiri dari bahan dasar tepung beras, santan, gula, dan pisang. 


Menurut sejarawan publik Muhammad Sarip, amparan tatak telah tercatat dalam pustaka klasik. 


Salah satunya dalam buku Suluh Sedjarah Kalimantan karya Amir Hasan Kyai Bondan yang terbit pada 1953.


Sarip menuturkan, bahwa amparan tatak merupakan salah satu ragam kudapan khas Banjar yang dibuat dengan cara dikukus. 


Atau dalam bahasa Banjar disebut menyumap. Beberapa kudapan yang diolah melalui proses serupa adalah putri selat, kararaban, sari muka, sari pengantin, dan nangka susun. 


Sederet kudapan ini, berdasarkan prosesnya disebut dalam bahasa Banjar sebagai wadai sesumapan.


"Di Samarinda, kerap disajikan dalam perayaan hari-hari besar," ungkap Sarip.


Amparan tatak yang telah menyatu dalam kudapan sehari-hari warga Samarinda membuat Sarip tertarik menelitinya. 


Bersama Syifa Hajati dan Winda Pramita Harma, Sarip kemudian membuat jurnal berjudul Kajian Historis dan Kultural Amparan Tatak sebagai Kuliner Tradisional Khas Samarinda.


Jurnal yang kemudian diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah Samarinda melalui Jurnal Riset Inossa itu tak berakhir hanya menjadi tulisan akademik. 


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Samarinda kemudian menjadikan jurnal itu sebagai pijakan untuk menjadikan amparan tatak sebagai warisan budaya Samarinda.


Pada Selasa, 18 Maret 2025, dilangsir kaltimkece.id, Muhammad Sarip bersama Syifa Hajati diundang oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Samarinda Barlin Hady Kesuma. Di lantai empat kantor yang terletak di jalan Biola tersebut, mereka membicarakan tindak lanjut proses pengusulan amparan tatak sebagai warisan budaya.


"Amparan tatak akan diusulkan dalam kategori warisan budaya tak benda," ujar Barlin kepada kaltimkece.id.


Barlin mengeluhkan bahwa sejauh ini hanya sarung tenun dengan motif alam yang diakui sebagai warisan budaya Kota Tepian.

Komentar

Tampilkan

Terkini