Pengamat Pilkada : Akram Sadli "Muhidin Pernah jadi Tersangka Kasus gratifikasi, Acil Odah Bersih"

Lensa Kalimantan
, 10/27/2024 10:59:00 AM WIB Last Updated 2024-10-27T03:59:04Z
---

 


BANJARMASIN, –  Kalimantan Selatan Pengamat Pilkada Akram Sadli mengatakan Acil Odah lebih bersih dari Muhidin, Karena Acil Odah tidak ada jejak grafitikasi sedangkan Muhidin ada jejak gratifikasi dan tersangka hampir selama 4 tahun.


Muhidin pernah menjadi tersangka kasus gratifikasi IUP di Kabupaten Tanah Laut dan menjadi tersangka selama hampir 4 tahun lamanya, dengan dugaan adanya penyerahan uang Rp 3 miliar dan Rp 2 miliar ke Aad. menurutnya, kondisi ini sebenarnya punya beban psikologis tersendiri karena lamanya status tersangka.


“Ini menunjukkan bahwa Muhidin bukanlah orang suci jika dibandingkan dengan Acil Odah yang memiliki perjalanan panjang sebagai pelayan masyarakat atau sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN),” terang Akram Alumni Magister Sains Adminstrasi Pembangunan, Universitas Lambung Mangkurat, Minggu (27/10/2024).


Pendidikan sarjana Acil Odah dimulai dari diploma satu, saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Lambung Mangkurat, kampus kebanggaan orang Kalsel.


Jika disebut ada pengaruh Paman Birin jadi tersangka, Akram justru melihat bahwa itu tidak ada kaitannya dengan Pilkada Kalsel karena yang bertarung Acil Odah dengan Muhidin, bukan Paman Birin dengan istri Muhidin.


“Kita harus melihat apple to apple, Muhidin dan Acil Odah. Bukan ke kasus korupsi yang bukan calon Gubernur Kalsel.” terang Akram.


Sebenarnya, katanya, publik interes dengan pencalonan Acil Odah dan menjadi laboratoriun kehidupan bahwa perempuan di Kalsel punya peluang yang sama dengan laki-laki jadi Gubernur dan ini pertama kalinya di Kalsel.


Menjadi calon Gubernur saja, kata Akram, itu sudah menunjukkan kemampuan yang sangat besar, apalagi didukung partai besar yang memiliki banyak kursi di DPRD Provinsi.


Dalam debat-debat Pilkada Calon Gubernur Kalsel pun, sebenarnya yang ingin dilihat kemampuan konseptual pembangunan Kalimantan Selatan, ke mana arah pembangunannya.


Kalau calon terpilih tidak punya konsep membangunan Kalsel, apa untungnya bagi masyarakat. Kondisi ini bisa malah membuat calon mencari keuntungan sendiri dan masyarakat kurang dipedulikan.


“Kalsel ini kan gerbang IKN, Calon harus bisa melihat peluang dan memanfaatkan momen ini. sayang jika calon Gubernur tidak memanfaatkan momentum debat untuk menunjukkan konsep pembangunan 5 tahun ke depan,” kata Akram.


Berkaitan dengan jejak calon Gubernur Kalsel, katanya, adalah kasus korupsi di Pemprov maupun kasus tersangka Muhidin selama hampir 4 tahun, itupun sudah di-SP3-kan, tidak berpengaruh pada kandidat calon Gubernur.


“Kita ingin menyaksikan dalam debat-debat calon Gubernur, bagaimana konsep pembangunan Kalsel 5 tahun yang akan datang, apakah pembangunan akan lebih merata, infrastruktur bisa terbangun dimana-mana, religiusitas masyarakat terjaga, dan terpenting adalah masyarakat bisa merasakan hasil pembangunan fisik maupun non fisik,” pungkasnya.(Goodnews.co.id)

Komentar

Tampilkan

Terkini