![]() |
Sherpa selamatkan pendaki Malaysia di zona kematian Gunung Everest (Foto: CNN) |
Jakarta - Penyelamatan pendaki Malaysia di zona kematian Gunung Everest adalah hal mustahil dilakukan. Sherpa berkata bahwa itu adalah tersulit dalam hidupnya.
Saat itu, Gelje Sherpa sedang dalam perjalanan ke puncak gunung tertinggi di dunia. Ia lalu melihat seorang pendaki berpegangan pada seutas tali.
Mereka berada di zona kematian, area di dekat puncak Gunung Everest di mana suhunya sangat rendah. Kondisi medan itu diperparah dengan oksigen yang tipis dengan pendaki hanya dapat bertahan beberapa menit jika tanpa bantuan.
"Pendaki dari Malaysia itu tidak memiliki apa-apa dan akan mati," kata pemandu gunung Nepal berusia 30 tahun itu, dikutip Minggu (4/6/2023).
"Tidak ada yang membantunya, tidak ada teman, tidak ada oksigen, tidak ada sherpa bersamanya, tidak ada pemandu. Jadi ini sangat berbahaya baginya," imbuh dia.
"Pendaki dan pemandu lain hanya fokus pada puncak," katanya. Ia berhati-hati berhenti di ketinggian di mana tubuh memburuk dengan cepat dan tempat yang memakan banyak korban jiwa di Everest.
Di tahun ini saja sudah ada 12 orang tewas dan lima hilang di Everest. Itu karena musim pendakian musim semi telah berakhir, menurut pejabat Nepal.
Gelje, para sherpa Nepal secara tradisional dipanggil dengan nama depan mereka, sedang membimbing seorang klien ke puncak setinggi 8.849 meter ketika dia membuat keputusan bahwa mereka akan menghentikan perjalanan mereka dalam upaya untuk menyelamatkan pendaki Malaysia tersebut.
Itu adalah tugas yang hampir mustahil. Gelje harus mengikat pendaki ke punggungnya dan membawanya turun sejauh 600 meter selama sekitar enam jam sebelum pemandu lain bergabung dengan penyelamatan, lapor Reuters.
Mereka kemudian bergiliran menggendong pendaki, terbungkus alas tidur, terkadang harus menyeretnya melewati salju, sebelum mencapai helikopter yang membawa mereka turun ke base camp.
"Penyelamatan yang dilakukan pada 18 Mei sangat sulit," kata Gelje. Ia sebelumnya telah melakukan lebih dari 55 penyelamatan dengan beberapa operasi berlangsung sangat lama tetapi mengatakan inilah yang paling sulit dalam hidupnya.
Menurut pemerintah Nepal, pendaki yang diselamatkan itu diterbangkan pulang ke Malaysia setelah kondisinya membaik. Namanya belum dirilis ke media.
(Dikutip dari detik.com)